Jakarta – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, atmosfer mudik semakin terasa dengan meningkatnya jumlah pemudik yang kembali ke kampung halaman. Kenaikan ini terlihat di jalur darat, laut, hingga udara, seiring dengan mendekatnya momen kemenangan bagi umat Muslim.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa puncak arus mudik di Pulau Jawa telah dimulai sejak Jumat (28/3) pagi dan diperkirakan berlanjut hingga Sabtu (29/3).
“Arus mudik, baik di jalur tol maupun jalur arteri, diperkirakan mencapai puncaknya pada pagi hingga siang hari, terutama di wilayah Jawa yang menjadi tujuan utama pemudik,” ujar Kapolri saat meninjau arus mudik di Stasiun Tugu, Yogyakarta.
Strategi Pengamanan Jalur Darat
Untuk memastikan kelancaran perjalanan, Polri bersama instansi terkait telah menerapkan berbagai skema rekayasa lalu lintas, seperti contraflow dan sistem one way nasional. Langkah ini diharapkan mampu mengurai kepadatan kendaraan di jalur utama mudik.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan Menko PMK Pratikno turut melakukan inspeksi di Bandara Soekarno-Hatta, Stasiun Gambir, dan Terminal Pulo Gebang pada H-2 Lebaran. Pemerintah mencatat adanya lonjakan jumlah pemudik yang menggunakan transportasi umum dibanding tahun sebelumnya.
Lonjakan Penumpang Bus Capai 145%
Moda transportasi bus mengalami lonjakan penumpang yang cukup signifikan. Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah pengguna bus meningkat hingga 145% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami melihat tren peningkatan yang signifikan pada pemudik yang memilih bus sebagai moda transportasi utama,” kata Kapolri saat meninjau Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Sabtu (29/3).
Guna memastikan perjalanan yang aman, setiap bus telah disiapkan sopir cadangan dan dilakukan tes urine kepada pengemudi. Hingga saat ini, belum ditemukan kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan sopir bus.
Peningkatan Perjalanan Udara dan Langkah Antisipasi di Bandara
Selain transportasi darat, perjalanan udara juga mengalami lonjakan. Jumlah penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta naik sebesar 4,9% dibandingkan periode mudik tahun sebelumnya.
“Peningkatan jumlah penumpang mencapai hampir 5%, dengan tujuan utama Kualanamu, Denpasar, Surabaya, Yogyakarta, Palembang, hingga Pontianak,” ujar Kapolri.
Menteri Perhubungan menegaskan bahwa pihaknya telah mengantisipasi lonjakan ini dengan mengoptimalkan layanan bandara guna menghindari kepadatan dan antrean panjang.
Moda Kereta Api Masih Menyediakan Kursi Kosong
Sementara itu, transportasi kereta api masih memiliki ketersediaan tempat duduk. Hingga saat ini, tingkat okupansi penumpang baru mencapai 86%, sehingga masih ada kesempatan bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dengan moda ini.
“Kereta api tetap menjadi pilihan yang nyaman, aman, dan tepat waktu. Selain itu, penggunaan kereta api juga membantu mengurangi kepadatan kendaraan di jalur darat,” jelas Kapolri saat meninjau Stasiun Gambir.
Menariknya, sejauh ini tidak ditemukan kasus kejahatan yang terjadi di perjalanan kereta api selama arus mudik berlangsung. Hal ini menunjukkan efektivitas pengamanan yang dilakukan oleh pihak terkait.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, diharapkan arus mudik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.