Jakarta – Dua negara adidaya yakni Amerika Serikat (AS) dan China hingga kini masih bersitegang di sisi perdagangan. Belum ditemui titik cerah agar kedua negara tersebut ‘berdamai’.
Memanasnya kondisi kedua negara turut mempengaruhi negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan perang dagang membuat ekonomi di dunia memiliki risiko yang tinggi. Dia menjelaskan pada Juni perang dagang bukan lagi sekedar ancaman, namun sudah memasuki implementasi ancaman.
Sebelumnya AS seperti ‘mencari keributan’ dengan memutuskan sejumlah kerja sama dengan produsen telekomunikasi terbesar asal Cina, Huawei.
Direktur Proyek Bisnis dan Ekonomi Politik Cina, Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington, Scott Kennedy menjelaskan hal ini bisa merusak kesepakatan yang sebelumnya sudah dilakukan. “Ini berpotensi untuk mengganggu ekonomi secara keseluruhan,” ujar Kennedy dikutip dari CNN Business.
Dia mengatakan, pemerintah AS memiliki dugaan jika alat-alat yang digunakan Huawei mengancam keamanan nasional, AS merasa takut dimata-matai.
Puncak dari ketegangan ini terjadi ketika Presiden Donald Trump menandatangani surat perintah untuk perusahaan-perusahaan AS yang bergerak di bidang telekomunikasi untuk membatasi penggunaan alat-alat yang berasal dari Cina. Ia memang membidik Huawei sebagai penyedia layanan telekomunikasi yang saat ini sedang mengembangkan teknologi 5G.