‘Underwater’: Bertahan Hidup dari Kejaran Monster Bawah Laut
Biasanya film-film yang dirilis di bulan Januari adalah film-film buangan Hollywood. Film-film yang dirilis di bulan Januari adalah film-film yang sudah pasti buruk atau menurut penelitian para studio Hollywood ini film mereka kurang maksimal.
Film ‘Underwater’ ini kabarnya sudah diproduksi kurang lebih tiga tahun lalu. Fakta bahwa film ini baru dirilis sekarang menunjukkan bahwa si pemilik film sudah tahu bahwa film mereka agak sedikit kurang menggigit.
Fox masuk menjadi bagian Disney juga mungkin jadi faktor penundaan perilisan film ini.
Tapi ternyata meskipun ‘Underwater’ dirilis di bulan Januari, pengalaman menonton saya berbeda. Tanpa ekspektasi apa-apa, film ini ternyata lumayan menghibur dan dalam beberapa bagian sangat seru.
Dan sebagai sebuah film horor monster, ‘Underwater’ cukup menunaikan janjinya dengan jujur. Tanpa pretensi apa-apa, ‘Underwater’ bisa jadi tontonan horor menyenangkan di awal tahun.
Janji bahwa ‘Underwater’ akan menjadi tontonan yang seru sudah terasa dari awal film. Setelah opening title yang menjelaskan tentang mitos makhluk bawah laut, kita kemudian bertemu dengan Norah (Kristen Stewart) yang sedang gosok gigi.
Norah adalah salah satu dari sekian ratus kru yang bekerja untuk mengebor minyak 11 kilometer di bawah permukaan laut. Kita melihat Norah dalam narasinya menceritakan bagaimana rasanya tinggal di bawah laut tanpa matahari.
Siang dan malam kabur. Mimpi dan kenyataan saling berbenturan. Semuanya terasa surealis. Dan saat Norah mengatakan itu semua, dia melihat laba-laba bergerak di wastafel.
Tapi itu bukanlah hal paling surealis yang akan terjadi menimpa dirinya hari itu. Lima menit setelah film dimulai, Norah merasakan ada benturan. Seluruh kapal bergerak. Kemudian dia berjalan keluar dan air menetes.
Tak lama bagi sutradara William Eubank untuk langsung membawa ke penonton ke sebuah teror untuk bertahan hidup. Norah kemudian bertemu dengan Rodrigo (Mamoudou Athie) yang juga selamat dari tekanan air bocor ini.
Ketika keduanya ngos-ngosan dan berhasil menyelamatkan diri, mereka saling tatap dan berpikir bahwa pasti ada yang selamat seperti mereka.
Dari sana ‘Underwater’ langsung menjadi sebuah horor yang sangat claustrophobic. William Eubank tahu bagaimana cara membuat penonton sesak napas dengan cara mengatur tensi yang tepat dan memberi tahu gambar mana yang harus dilihat penonton.
Tata kamera Bojan Bazelli tampak begitu berhati-hati di tengah reruntuhan ini yang membuat tidak hanya karakter utamanya siaga, tapi juga penontonnya berhati-hati.
Norah kemudian bertemu dengan kaptennya (Vincent Cassel) bersama timnya yang lain. Ada Liam (John Gallagher Jr. Dari serial The Newsroom) yang merupakan teman Norah, Emily (Jessica Henwick) yang merupakan pacar Liam serta Paul (T.J. Miller) yang kebagian jadi tukang ngelawak di geng ini.
Kapten kemudian mengumpulkan mereka semua dan memberi tahu bahwa tempat mereka sekarang akan meledak dalam waktu dekat. Satu-satunya cara untuk selamat adalah keluar melalui kapsul.
Dan untuk pergi ke kapsul sekoci mereka harus keluar, berjalan di kedalaman laut yang gelap kemudian pergi ke tempat pengeboran. Bahkan karakter-karakter ini tahu apa yang akan mereka lakukan sama saja dengan bunuh diri.
Tapi tak ada gunanya mengeluh. Mereka pun menyiapkan diri untuk keluar dan berusaha untuk bertahan diri. Yang tidak mereka tidak tahu adalah ada monster yang sedang menunggu mereka.
Penulis skrip Brian Duffield dan Adam Cozad memang tidak setengah-setengah dalam menggunakan Alien milik Ridley Scott sebagai referensi utama film ini. Mungkin mereka menontonnya sambil membahas Aliens milik James Cameron yang akhirnya membawa mereka ke dalam ‘The Abbys’.
Tapi meskipun referensi mereka terlihat terang benderang dan dalam beberapa kasus apa yang mereka coba sajikan sama sekali tidak original, ada kesegaran tersendiri menyaksikan sebuah film original dengan premis sederhana. Anda tidak perlu mengetahui informasi banyak-banyak untuk menikmati film ini. Dari detik pertama saja Anda sudah tahu kemana film ini akan berjalan.
Skrip Duffield dan Cozad yang biasa saja kemudian menjadi sesuatu yang lebih liar ketika Eubank menerjemahkannya ke dalam layar. Eubank tahu bagaimana cara membuat penonton terikat. Dia tahu bagaimana mengatur tensi penonton.
Nuansa claustrophobic yang memuakkan dibuat begitu ekstra pol sehingga Anda pun akan menciut di kursi. Bahkan sebelum monster rekaan Eubank muncul, yang mana lumayan menyeramkan, Anda dijamin sudah mengkeret membayangkan Anda ada di posisi Norah dan kawan-kawan.
Dengan bujet 80 juta dolar, Eubank juga bisa menggambarkan keadaan bawah laut yang maksimal. Visual efek bekerja dengan sangat baik di sini. Setiap momen, bahkan yang terasa begitu khayal, terasa cukup grounded dan nyata.
Didukung dengan musik Marco Beltrami dan Brandon Roberts yang menghentak serta sound design yang sengaja mengaget-ngagetkan penonton, setiap suara akan membuat Anda ingin menutup mata.
T. J. Miller kurang begitu lucu di film ini. John Gallagher Jr. dan Jessica Henwick berhasil memberikan nuansa kemanusiaan yang dibutuhkan untuk film ini. Vincent Cassel yang biasanya terlihat menyebalkan disini terasa pas sebagai ketua. Tapi beban ‘Underwater’ memang ada di pundak Kristen Stewart.
Bahkan tanpa banyak berbicara, dia bisa memberikan banyak hal untuk film ini. Rasa panik dan ketakutan di matanya terasa meyakinkan sehingga meskipun ada banyak kejadian yang terlalu menghebohkan di film ini, Stewart tetap menjaga ‘Underwater’ untuk tidak menjadi karikatur.
Di tangannya Norah menjadi karakter yang hidup. Di tangannya, ‘Underwater’ menjadi sebuah film monster yang lebih dari sekedar Alien KW 2.
Simak trailernya :