Para peneliti asteroid dan insinyur pesawat luar angkasa dari kedua lembaga tersebut akan berkumpul di Roma, Italia. Di sana mereka akan membahas terkait keselamatan Bumi dari serangan asteroid.
Rencananya Dart ini untuk ‘mencegat’ bulan kecil atau moonlet yang mengelilingi asteroid Didymos pada akhir tahun 2022. Saat itu, posisi moonlet yang bernama Didymoon ini bakal berjarak sekitar 11 juta kilometer dari Bumi. Dart akan menabrakkan diri ke Didymoon untuk mencoba mengubah arahnya dan menjauh dari planet biru ini.
Ada juga pesawat lainnya yang tugasnya memantau dan mengumpulkan data dari lokasi kecelakaan. Untuk satu ini dilakukan oleh ESA yang mereka sebut wahana antariksa itu dengan nama Hera. Status Hera sekarang masih dalam pengerjaan desain, kemudian direncanakan baru bisa diterbangkan pada Oktober 2024
“Dart dapat melakukan misinya tanpa Hera, efek pada orbit asteroid akan diukur menggunakan observatorium berbasis di Bumi,” ucap Ian Carnelli, orang yang bertanggung jawab proyek Hera di ESA.
Jika misi uji coba ini berjalan dengan sukses, konsep yang sama dapat digunakan untuk mengubah arah asteroid dan mencegah tabrakan dengan Bumi yang dapat menimbulkan bahaya besar.
Jangan Sepelekan Ancaman Jatuhnya Asteroid di Bumi
Dalam pidatonya di International Academy of Astronautics Planetary Defense Conference, Bridenstine mengatakan bahwa adanya “giggle factor” seperti dalam film Hollywood bikin publik jadi menyepelekan potensi ancaman asteroid yang menabrak Bumi.
“Kami harus memastikan bahwa orang-orang memahami bahwa ini bukan tentang Hollywood, ini bukan tentang film,” kata Bridenstine seperti dikutip detikINET dari Space, Selasa (30/4/2019).
Bridenstine mengatakan bahwa misi untuk melindungi Bumi dari ancaman asteroid harus dipandang sejajar dengan misi-misi prioritas NASA lainnya, seperti misinya untuk mendaratkan astronot di Bulan pada tahun 2024.
Bridenstine pun memperingatkan bahwa kejadian seperti yang terjadi di Chelyabinsk tidak sejarang yang diperkirakan banyak orang. Salah satu prediksi menyebut kejadian seperti ini bisa terjadi tiap 60 tahun.
Bridenstine menegaskan bahwa jika pertahanan terhadap ancaman asteroid harus bisa dilakukan secepat mungkin, agar bisa menghindari bencana besar seperti yang menimpa dinosaurus pada masanya.
“Kita tahu faktanya dinosaurus tidak memiliki program luar angkasa. Tapi kita punya dan kita perlu menggunakannya,” pungkasnya.
Simak Video “Asteroid ‘Dewa Kekacauan’ Dekati Bumi 10 Tahun Lagi“