Lippo Group telah melepas sebagian sahamnya di OVO yang dikendalikan oleh PT Visionet International. Kini, Lippo hanya menggenggam sekitar 30% saham di startup dompet digital tersebut.
Terkait hal itu, siapa pembeli saham Lippo di OVO saat ini?
Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra menyebut sejak beberapa tahun terakhir pemegang saham OVO tidak hanya Lippo, melainkan banyak investor-investor baru.
“OVO kan didirikan oleh Lippo, tetapi sejak mungkin 1,5 tahun yang lalu pemegang saham itu sudah bukan Lippo saja, ada banyak pemegang saham investor pemilik modal lainnya di OVO,” kata Karaniya di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
“Jadi kepemilikan OVO sudah sangat divers (bermacam-macam),” tambahnya.
Terkait siapa pembeli eks saham Lippo di OVO, Karaniya tidak mau membeberkannya. Dia hanya menyebutkan Tokopedia dan Grab yang sudah jelas menjadi investornya saat ini.
“Kami punya strategi partnership dengan Tokopedia, Grab, kemudian banyak investor lainnya. (Pembeli saham Lippo di OVO) nanti lah kita disclose (buka), intinya sekarang bukan cuma Lippo, ada banyak pemilik saham yang lain,” sebutnya.
Jadi Komut OVO, Mirza Adityaswara Sudah Lapor Sri Mulyani
Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mulai hari ini resmi menjadi Komisaris Utama (Komut) dompet digital OVO. Ia merangkap jabatan di samping tugasnya sebagai Tenaga Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan.
Mirza mengatakan, Sri Mulyani sudah mengetahui dan memahami terkait beberapa profesi yang diembannya. Hal itu disampaikannya saat ingin ditunjuk untuk membantu di Kementerian Keuangan.
“Ibu Sri Mulyani meminta saya untuk bantu memonitor tentang sektor jasa keuangan, saya sudah sampaikan bahwa saya ada beberapa profesi dan ibu Sri Mulyani paham. Saya pasti jaga good governance,” kata Mirza di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
“Saya ini juga Direktur Utama LPPI (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia),” tambahnya.
Mirza menjelaskan, tugasnya di OVO sebagai Komut tidak melanggar aturan. Dia bilang, keberadaannya untuk membantu Kementerian Keuangan mengawasi bisnis yang dijalankan oleh OVO.
“Saya di OVO sebagai Komisaris, tugas Komisaris itu mengawasi. Pak Kar (Presiden Direktur OVO) jalanin bisnis, saya mengawasi dia. Jadi artinya saya membantu Kementerian Keuangan jagain mereka,” sebutnya.
Simak Video “Top Up OVO Dikenai Tarif Rp 1.000 Mulai 2 Maret“