Ada yang masih sampai sekarang saya heran tentang “uang fiat” atau penciptaan uang oleh amerika terhadap mata uangnya yaitu dollar.
Apa yang saya heranklan? Mereka boleh mencetak uang sesuka suka mereka tetapi rupiah kalau mau mencetak uang rupiah mengapa harus ada jaminan atau underlaying dimana IMF dan world bank pasti nguamuk jika tanpa jaminan, terutama dolar.
Ayo ada pakar ekonomi yang katanya pinter bisa jelasin ini ngak?
Sementara disisi amrik, sejak 15 agustus 1971, tanggal dimana amerika memutuskan bahwa dolar tidak mengunakan emas sebagai jaminan cetak penerbitan uang tersebut. Bener deh, tanggal 15 agustus 1971 adalah hari paling bersejarah bagi amerika, jauh lebih bersejarah dari terbebasnya perbudakan oleh Lincoln dan terpilihnya megalomania Trump!!!
Karena sejak saat itulah amerika menjadi semakin sangat kaya. Karena? karena mereka bisa sesuka sukanya cetak dolar.
Sesungguhnya, kita harusnya berani menantang hal itu terutama pakar ekonomi kita dengan pertanyaan sederhana terbitnya dolar berdasarkan apa?
Boleh ngak sih saya heran dengan para dosen, para pakar ekonomi, para pejabat ekonomi, professor doktor ekonomi : mengapa mereka setuju amerika/dolar cetak sak maunya dan di cari cari pembenaran, sementara Negara lain haram aja huklumnya cetak uang. Dan hebatnya lagi banyak pejabat Negara yang pasrah bongkokan sama konsep ini?!!!
Saya tidak habis pikir apa yang menyebabkan banyak Negara tidak berani cetak uang sendiri seperti Amerika.
Inflasi? Kok amerika cetak sak mau-maunya inflasi mereka di bawah 3-4%?
Sub-prime mortgage skandal keuangan menghentak ekonomi amerika hingga 8 juta pengangguran dan merugikan triliun dolar di tahun 2008 yang mengajar banyak lembaga mitra Federal reserve seperti : Golman Sach juga JP Morgan dan lain sebagainya.
Hanya sebentar selesai masalahnya dengan cara federal reserve “printing money” billion bilon dolar lebih besar dari anggaran APBN Indonesia bahkan. Kita tanya kemudian, terus mana inflasinya di amerikan? Tahun depannya tahun 2009? Tahun 2010? Ngak lewat 3 % tuh inflasinya.
Mengapa Indonesia tidak ikuti amerika juga, cetak duit? Ada yang menahan emangnya? Oh ada… yang namanya pakar ekonomi.
Kayak nya ini biang masalah, para pakar ini bisa kita curigai jangan jangan karena beberapa keilmuan yang dimiliki mereka yang katanya “pakar ekonomi” atau guru ekonomi yang telah di cekoki ilmu dari John Meynard Keynes, Milton friedman, frederik hayek atau Ludwig von mises terus merasa paling benar dan faham ilmu ekonomi. Jadi harus tetap ikut aturan IMF dan taat pada dolar.
Kita harus pasrah bongkokan dengan aturan world bank dan imf. Cetak duit harus ada jaminan!!
Loh kok gitu sih?!!
Apa benar ilmu itu? Ini ilmu kadaluarsa kali? Coba kita lihat fakta, rupiah di pakai sebagai mata uang tidak pernah sekali pun menguat kekutannya, yang katanya oleh pakar ekonomi ilmu mereka benar. Yang manut dengan IMF itu benar. Mana hasilnya???
Mana buktinya teori mereka yang dipraktekan tadi bisa membuat rupiah menguat?” atau Indonesia berjaya ekonominya? Ternyata tetap inflasi besar tuh, ternyata tetap deficit neraca perdagangannya tuh ? dan tetap rupiah melemah sepanjang jagat lebih dari 70 tahun indonesia berdiri.
Kedepan bagaimana?
Mengapa kita tidak coba hal yang radikal, hal yang baru, hal yang berani, hal yang kita belum pernah lakukan sebelumnya dengan perhitungan matang yaitu print money dari “thin air” seperti amerika seperti china, sesekali berani lah!! #peace