Bandung — Sebuah video yang viral di media sosial, khususnya platform YouTube, mengungkap dugaan keterlibatan pejabat tinggi di Kabupaten Bandung dalam sebuah kasus penipuan besar yang diduga merugikan seorang pengusaha hingga mencapai ratusan miliar rupiah. Dalam video berjudul “Skandal Penipuan Besar, Bupati Kabupaten Bandung Diduga Tipu Pengusaha Hingga Ratusan Miliar?”, narasi tajam dan bukti-bukti awal disajikan yang mengarah pada indikasi kuat adanya penyalahgunaan wewenang dan manipulasi proyek bisnis.
Video berdurasi sekitar 20 menit itu menyajikan testimoni dari pihak-pihak yang mengaku menjadi korban, termasuk seorang pengusaha yang menyatakan telah dijanjikan berbagai proyek strategis dan kerja sama investasi yang belakangan ternyata tidak pernah terealisasi. Tidak hanya itu, pengusaha tersebut mengaku telah mengucurkan dana dalam jumlah besar untuk biaya operasional dan logistik atas permintaan pihak yang mengaku sebagai perwakilan resmi pejabat daerah.
Lebih mengejutkan, disebutkan bahwa komunikasi dengan oknum yang diduga sebagai Bupati atau orang dekatnya dilakukan secara langsung, termasuk pertemuan-pertemuan tertutup yang diklaim berlangsung di beberapa tempat di Kabupaten Bandung maupun Jakarta. Dalam rekaman video, juga ditampilkan sejumlah bukti berupa rekaman suara, foto pertemuan, hingga dokumen transaksi yang disebut-sebut mendukung klaim adanya penipuan sistematis terhadap investor swasta.
Meski belum ada pernyataan resmi dari pihak Pemerintah Kabupaten Bandung maupun dari Bupati yang namanya disinggung, masyarakat mulai mempertanyakan transparansi dan integritas para pemimpin daerah. Warganet pun meramaikan kolom komentar dengan berbagai spekulasi, mulai dari dugaan mafia proyek hingga tuduhan gratifikasi berkedok kerja sama pemerintah dan swasta.
Pengamat hukum dan tata kelola pemerintahan menyatakan bahwa apabila bukti-bukti tersebut benar adanya, maka ini bisa menjadi salah satu kasus besar dalam sejarah pemerintahan daerah Jawa Barat. “Jika betul seorang pejabat publik menyalahgunakan jabatannya untuk mengelabui investor demi kepentingan pribadi, maka ini bukan hanya persoalan etika, tapi juga ranah pidana,” ujar salah satu akademisi dari Universitas Padjadjaran dalam tanggapannya.
Hingga saat ini, belum diketahui apakah aparat penegak hukum telah menerima laporan resmi terkait kasus ini. Namun tekanan publik agar kejadian ini diusut secara transparan mulai menguat. Beberapa LSM anti-korupsi bahkan dikabarkan tengah mengkaji kemungkinan melaporkan temuan ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.
Redaksi mengingatkan bahwa semua informasi dalam laporan ini bersifat dugaan dan masih memerlukan pembuktian hukum lebih lanjut. Asas praduga tak bersalah tetap dipegang teguh hingga adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Source : YouTube